Mungkin sebagian orang senang bila diberikan pilihan, sehingga ada perbandingan. Namun, ada banyak pilihan apakah selalu baik? Terkadang dalam posisi tidak ada pilihan tidak lah dikatakan buruk.
Misalnya saja, memilih sekolah untuk anak. Ada macam-macam sekolah di Indonesia, yakni sekolah nasional, sekolah nasional plus, dan sekolah internasional. Untuk sekolah yang sama, katakanlah sama-sama sekolah nasional plus, buku acuan belajar yang dipakainya bisa tidak sama. Okelah, masalah kurikulum, mungkin saja orangtua tidak terlalu pusing. Tetapi ada orangtua yang melihat sisi pemilihan sekolah dari sisi lain. Semisal, bagaimana biaya sekolah anak? Fasilitas sekolah itu apa saja? Lalu, bagaimana pengajaran bahasa asing di sekolah tersebut? Perlu diingat, bahasa mandarin dan bahasa Inggris hampir ada di setiap sekolah. Yang membedakan adalah bobot materinya. Semakin ditambah pusing ketika baru saja sudah yakin memilih sekolah A, tetangga di sebelah sudah telanjur mengoceh, "Jangan sekolah A, karena bla-bla-bla....". Waduh pusing ya.
Banyak pilihan hanya memberikan kepusingan.
Contoh lain deh, memilih ponsel baru. Sekarang ponsel sudah bukan menjadi barang mewah. Anak-anak balita saja sekarang sudah pandai mengoperasikan ponsel, seperti itu mainan saja. Ketika mau beli ponsel baru, percayalah pasti Anda akan perlu waktu lama berpikir. Entah itu memikirkan merknya, memikirkan kapasitas baterai, kualitas kameranya, atau sistem operasinya.
Banyak pilihan juga bisa memberikan kebingungan. Istilah gaulnya, galau. Waktu bisa terbuang percuma untuk memikirkan mana pilihan yang mau diambil.
Berbicara soal sistem operasi, kita tahu setidaknya ada empat sistem operasi ponsel yang sedang mendunia. Mohon koreksi saya bila ada yang lain. Empat sistem operasi itu adalah Android, iOS, Windows, dan Blackberry OS. Saya percaya di antara Anda yang membaca tulisan kebanyakan memakai ponsel Android. Android menawarkan banyak keragaman. Lebih tepatnya ada di mana-mana. Anda bisa mencari ponsel Android di merk Samsung, Sony, Lenovo, LG, dan masih banyak lagi yang memakai sistem operasi Android. Lalu, iOS? Hanya ada satu, yaitu iPhone. Tak ada pilihan lain. Bahkan peluncuran seri terbarunya paling keluar satu atau dua. Tidak seperti ponsel dengan inisial merk S atau L, dalam satu tahun bisa keluar banyak. Kalau Anda ingin membeli ponsel iOS pasti lebih cepat memilih daripada harus mencari ponsel Android.
Rupanya sedikit pilihan mempercepat pengambilan keputusan.
Mari saya berikan contoh lain yang dekat dengan kehidupan para remaja dan dewasa, yaitu masalah as-ma-ra. Kalau Anda lagi senang dengan satu orang, terus... entah ini beruntung atau memang Anda lihai, Anda bertemu sosok lain: putih, menarik... katakanlah begitu. Anda juga senang sama dia. Ada dua orang yang disenangi dan dua-duanya eh memberi lampu hijau. Bingung kan mau pilih yang mana? Sementara punya pasangan lebih satu sepertinya susah diterima di Indonesia. Kalau Anda sudah menikah, lalu ingin memilih pasangan lain, ehm.... semoga pasangan Anda merestui.
Kalau Anda senang memilih, senang dengan banyak pilihan, coba dipikir dulu. Pilihan-pilihan memang benar bisa memberikan perbandingan. Tetapi terlalu banyak juga tidak baik.
Coba ingat-ingat ketika Anda atau Anda sedang menemani teman wanita Anda membeli baju. Wah, pasti pernah menggerutu seperti ini, "Lama sekali...". Coba ini, coba itu pada akhirnya tidak juga beli apa-apa.
Banyak pilihan rupanya tidak selalu memberi kebaikan. Terkadang malah memberikan kesulitan tersendiri. Jika saja hanya sedikit pilihan, katakanlah dua atau tiga, atau malahan tidak ada pilihan sama sekali, justru memudahkan kita lebih cepat mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar