Page

26 Juni 2014

Ayah Ibu Kok Tidak Kompak

Dalam membesarkan anak, pernah saya bahas sedikit bahwa itu adalah kerja sama. Tidak bisa salah satu pihak saja. Begitu pun dalam mendisiplinkan anak, harus dilakukan berdua dan kompak jalan pikirannya.

Saya beri contoh kasus berikut:

Mama: Nak, jangan main game terus. Ayo belajar!
Anak: Sebentar Ma.
Mama: Gak ada kata sebentar. Belajar atau Mama buang game-nya.
Papa: Udah lah Ma. Kasih main sebentar dulu saja.

Kasus di atas menunjukkan ada perbedaan pikiran antara Ibu dan Ayah. Yang satu menuntut anak untuk belajar. Yang satu lebih santai, tak mau anaknya stres belajar. Hal-hal seperti ini bisa terjadi di kasus-kasus yang lain. Semisal, Ayah melarang anaknya memiliki ponsel sendiri. Tetapi, karena Ibu kasihan, makanya dia belikan juga anaknya sebuah ponsel. Ceritanya diperparah, karena Ibu membelikan ponsel tanpa ngomong dulu kepada Ayah. Memang si Ayah tidak marah besar, tetapi cukup memnacing konflik di antara Ayah dan Ibu. Yang kasihan tentu adalah anak, ketika ia mungkin saja tahu bahwa dirinya adalah sumber masalah antara papa dan mamanya.

Perselisihan di antara Ayah dan Ibu seringkali terjadi dikarenakan masalah anak. Perbedaan dalam membesarkan anak bukan persoalan jenis kelamin, melainkan persoalan siapa yang merasa lebih tahu yang terbaik kepada anak. Masing-masing merasa tahu benar harusnya anak dibesarkan dengan cara seperti apa, entah itu cara yang lembut atau cara yang tegas. Kalau tidak ada win-win solution atau jalan keluar yang terbaik di antara keduanya, tidaklah heran di kemudian hari bila nanti akan ada konflik-konflik antara pihak Ayah atau Ibu.

Oleh karena itu, dalam membesarkan anak harus ada komunikasi di antara orangtua dalam segala hal, baik itu urusan kedisiplinan, urusan pemberian hadiah, urusan sekolah, urusan les, dan lain sebagainya. Terkadang masalah dalam membesarkan anak bisa muncul adalah ketika Ayah dan Ibu sama-sama keras kepala, tidak mau mengalah, dan tidak mau mengkomunikasikan pendapat atau perasaannya dengan clear.

Jadi seperti apakah yang disebut kompak membesarkan anak. Contohnya sebagai berikut:
Mama: Nak, jangan main game terus. Ayo belajar!
Anak: Sebentar Ma.
Mama: Gak ada kata sebentar. Belajar atau Mama buang game-nya.
Papa: Iya Nak. Ayo belajar dulu.
Terlihat di atas antara Mama dan Papa sama-sama kompak. Mungkin Mama bicara dengan nada lebih tegas, sementara Papa lebih lembut. Tetapi inti pemikirannya keduanya sama, yaitu mau anaknya belajar dulu.

Mama dan Papa dalam satu rumah bisa saja tidak kompak. Apalagi jika ada pembantu, baby sitter, atau mertua di rumah? Wah, biasanya itu lebih rumit lagi. Oleh karena itu, membesarkan anak harus ada komunikasi di antara orang serumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar