Page

18 Oktober 2011

Dari Sejarah Menuju Sejarah

Akhirnya, saya menulis blog lagi... (yay!) setelah posting-an terakhir di bulan Juli yang berbau melankolia. Artinya, dalam kurun waktu 3 bulan, ada kali yah saya vakum dari dunia blogging. Yaaa... Absennya saya dari dunia blogging terjadi karena beberapa hal (hihi, bahasanya biar terkesan saya tenar):

1. Kembalinya saya terjun ke dalam dunia mendidik tunas bangsa (baca: mengajar les privat) yang cukup menguras pikiran, emosi, dan tenaga.

2. Proyek membuat riset mengenai sinetron dan drama Korea yang dicetuskan oleh saya sendiri, yang awalnya sekadar iseng, eh malah membuahkan cerita manis tersendiri. Cerita manis itu dapat dibaca di sini.

3. Dan, yang menjadi tumbal di balik menghilangnya saya, sesungguhnya adalah skrip**** (coba tebak apa?). Kalau tidak tahu, tidak apa-apa kok... Intinya itu skripsi deh. Hehe.

Tetapi kok, sekarang saya bisa menulis blog lagi. Ada apa dan mengapa?

Yaa... itu karena saya sudah dinyatakan lulus sebagai seorang mahasiswa. Cihui.

Meskipun belum menerima ijazah, sudah dinyatakan lulus sudah menjadi nikmat tersendiri bagi seorang mahasiswa. Percaya deh. Masih terkenang di benak saya, hari-hari awal kuliah psikologi dibombardir dengan mata kuliah filsafat, antropologi, dan statistik. Lho, kan kuliah jurusan psikologi, mana psikologinya? Oh, tenang-tenang... Ada kok, mata kuliahnya satu saja, bernama psikologi umum. Satu-satunya mata kuliah berbau psikologi bagi mahasiswa F. Psi. Untar di semester pertama. Belajar apa? Banyak sih, seperti perkembangan manusia, memori, learning, dan tentu saja tidak ketinggalan berkenalan dengan aliran, tokoh-tokoh, dan sejarah psikologi. Hehehe.

Aliran. Tokoh. Sejarah psikologi. Semua dapat ditemui melalui buku berjudul "Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi", buku bersampul merah, yang dikarang Sarlito W. Sarwono (salah satu profesor di bidang psikologi sosial yang lumayan terkenal). Buku karangan Mas Ito ini (sapaan akrab beliau, padahal saya gak akrab, lebih tepatnya gak kenal beliau) merupakan salah satu buku wajib yang perlu dibaca (sebenarnya perlu dibeli karena masuk sebagai bahan ujian sih. Haha) oleh para mahasiswa F. Psi. Untar. Meskipun berbahasa Indonesia, kebanyakan mahasiswa semester awal pasti pusing membaca isi buku tersebut. Udah pake bahasa Indonesia aja pusing, apalagi jika disajikan dalam bahasa Inggris ya. Dasar mahasiswa ya! Itulah kami. Hehe

Buku kecil bersampul merah dengan sejumlah halaman terlepas ke sana ke mari (belinya yang bajakan soalnya, upss) menemani perjalanan saya di awal-awal semester, kemudian tercampakkan begitu saja setelah lulus mata kuliahnya. Dalam hati, rugi banget beli buku yang cuman ditenteng selama 6 bulan. Itulah nasib buku yang dibeli hanya sebagai "sahabat di kala menghadapi ujian". Sampai kemudian, saya terus naik tingkat ke semester delapan dan malah rupanya harus berakhir di semester sembilan. Tiada buku bahasa Indonesia lagi yang menemani, melainkan jurnal-jurnal yang kebanyakan berbahasa Inggris. Hiks.

Melalui proses perjuangan yang sangat berat ditambah dengan doa, usaha, kata-kata menghibur, kata-kata pemberi semangat, keberuntungan, debu, asap, kertas HVS, tinta printer.... *lho-lho. Tetapi, emang bener sih.. Hahaha... Saya pun dinyatakan lulus dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, tepatnya Senin 17 Oktober 2011 pada jam 2-an di R301. Lulus, sungguh lulus. Alhamdulillah, sesuatu banget... Hehehe.

Emang sesuatu banget lho. Dari seseorang yang awalnya tidak tahu sama sekali tentang... bahkan arti psikologi (saya tak tahu definisi psikologi.. suerr), kemudian mempelajari aliran, tokoh, dan sejarah psikologi, dan sekarang ia bisa dibilang telah menorehkan sebuah catatan bersejarah di hidupnya sendiri, dan mungkin di hati orang lain.

Kalimat pada bagian yang terakhir itu terdengar mantap ya!? Ya, emang mantap kok. Memuji diri sendiri.

Berawal dari belajar sejarah, kemudian saya telah menjadi sejarah itu sendiri. Bukan bermaksud berlebihan sih, begitu yang ingin saya katakan. Kepada mereka yang telah menjadikan saya sebagai sebuah sejarah, saya ucapkan terima kasih sedalam-dalam samudera dan sebesar-besar gunung. Orang-orang yang berjasa dalam hidup saya sudah saya sebutkan di Kata Pengantar dalam skripsi saya. Coba cek, apakah Anda salah satunya. Hahaha. Silakan cari tahu sendiri nanti ya di perpustakaan.

Lulus bukan akhir segalanya. Masih banyak tantangan ke depan yang akan saya hadapi. Masih banyak juga hal-hal yang harus saya benahi, terutama diri saya sendiri. Bicara tentang diri saya, saya teringat dengan sidang skripsi saya yang berjalan cukup lancar. Di akhir sidang, Ibu Meike, Ibu Naomi, dan dosen pembimbing saya, Ibu Ros memberi saran yang amat pribadi dan mendalam demi pengembangan diri saya. Terima kasih atas saran-saran yang begitu baik, begitu berharga. Semoga saya bisa menerapkan saran-saran itu. Dan, semoga saya bisa menorehkan sebuah catatan bersejarah lainnya.


Serah terima sertifikat kelulusan oleh Dekan F.Psi Untar - Henny E. Wirawan


Foto bersama dengan para lulusan periode Oktober 2011