Mengaku dirinya
Lanny, padahal di KTP adalah Lani. Salah ketik pas pembuatan akta, katanya.
Loh, mengapa tidak diniatkan untuk diubah kalau tahu salah? Ya sudahlah....
Saya pakai versi Lanny saja, sesuai pengakuan yang bersangkutan.
Lanny dan saya
sekelas sewaktu kuliah semester pertama. Lanny bilang bahwa perjumpaan pertama
saya dengannya adalah pas Psycamp (Psychology Camping) 2007. Memang benar,
pas Psycamp dia ikut. Cuman,
waktu dia bilang ketika acara jurit
malam, kami sekelompok... nah, di sini saya tidak ingat. Haha. Saya ingat di
acara jurit malam itu ada Fransiska Laurensia, Truly Arlene, Anna Siahaan,
Stephanie Deliana, Endy, dan Felicia. Tetapi, mengapa tidak ada satu pun
ingatan tentang Lanny??? Why???
Saya mencoba
mengingat-ingat kapan kami berkenalan, tetapi tidak ada satu pun ingatan yang terlintas. Saya mencoba mengingat-ingat
kapan saya melihatnya... dan yang muncul adalah ini...
Atas kiri-kanan: saya, Lanny, Ais. Bawah kiri-kanan: Fransiska, Arlene, Ririn. Paling Bawah: Chrisilya Thoeng |
Lupa kata siapa,
Arlene atau Fransiska, pernah bilang ke saya, ”Kenapa ada Sufren di foto ini?”
Maksudnya adalah, saya seharusnya tidak di sana, berfoto dengan para gadis.
Saya seakan merusak keindahan saja. Ckckck. "Lah, yang ngajak siapa?" Saya sendiri tidak ingat siapa yang ngajak, terlebih siapa yang ngambil foto tersebut?
Foto itu sendiri di ambil tahun 2007, saat sebelum kami semua berangkat menyeberangi kampus 1, ke kampus 2 (gedung yang di sebelah Mall Ciputra) untuk mengikuti kuliah... eee, lupa lagi, antara Kewarganegaraan atau Bahasa Indonesia deh.
Foto itu sendiri di ambil tahun 2007, saat sebelum kami semua berangkat menyeberangi kampus 1, ke kampus 2 (gedung yang di sebelah Mall Ciputra) untuk mengikuti kuliah... eee, lupa lagi, antara Kewarganegaraan atau Bahasa Indonesia deh.
Mari lupakan
perkara kemunculan saya di foto itu. Coba tengok cewek yang ada di tengah atas.
Dialah Lanny yang sedang kita bahas. Model rambutnya mantap ya. Saya sebut model
polesan (poni lempar ke sanaan dikit).
Coba bandingin dengan Lanny yang ada
di sini. Beda ya... sekarang lebih cakep. Hihihi. Anyway, sekarang statusnya masih single available lho...
Dahulu, Lanny sudah 2 (entah yang ke-3 boleh dihitung atau tidak) gagal dalam percintaan. Pacar pertamanya adalah yang fenomenal. Saling mengenal di Facebook, lalu berlanjut ke Yahoo Messenger. Tanpa melalui pertemuan tatap muka—karena mereka berada di dua pulau yang berbeda, terpisah di antara selat—mereka memutuskan berpacaran. Bisa gitu... Hebat kan.
Dahulu, Lanny sudah 2 (entah yang ke-3 boleh dihitung atau tidak) gagal dalam percintaan. Pacar pertamanya adalah yang fenomenal. Saling mengenal di Facebook, lalu berlanjut ke Yahoo Messenger. Tanpa melalui pertemuan tatap muka—karena mereka berada di dua pulau yang berbeda, terpisah di antara selat—mereka memutuskan berpacaran. Bisa gitu... Hebat kan.
Saat mereka kopi
darat, saat Lanny membawa pacarnya ke kampus, betapa bahagianya Lanny saat itu.
Tetapi, cinta tidak selalu indah. Pada akhirnya, selat perbedaan memisahkan
mereka lebih jauh dan lebih jauuhhh lagi.
Pacar kedua tidak
terlalu terekspos. Saya kurang tahu sejarah pertemuannya. Saya harus tunggu
Lanny bercerita dulu neh. Perpisahannya sama dengan yang pertama, putus lagi
karena masalah perbedaan. Lah, bukankah perbedaan sesungguhnya mengindahkan
kehidupan ini? Oh, rupanya... saya tahu sekarang bahwa cinta tidak cukup dengan
hanya perbedaan. Cinta pun tidak semudah jalannya seperti dalam cerita drama.
Dan, yang ketiga
adalah yang (mungkin) paling pilu baginya. Terkatung-katung dirinya di antara ”mendapatkan
apa yang tidak bisa didapatkan dan melepaskan apa yang tidak bisa dilepaskan”.
Ceritanya secara tersirat ada di blog pribadinya.
Lanny adalah
pecinta cinta. Tentu saja cinta yang menggembirakan. Novel, lagu, dan drama
romantis adalah bagian dari hidupnya. Dia tidak mencari pria yang kaya dan
tampan, tetapi yang mau berjuang untuk hidupnya. Hanya saja, keinginannya
sedang tak berbanding lurus dengan harapannya. Tetapi, Lanny bukan pecinta galau.
Tuhan, sahabat, keluarga, dan mbaknya yang setia mendengarkan curhatnya selalu dapat
menguatkan dirinya.
Lanny adalah anak
yang baik. Dia senang membantu temannya dengan tulus. Saya belajar ketulusan
darinya. Dia senang mendengarkan curhatan orang, termasuk saya. Hehe. Dia
sayang anak-anak. Keponakannya bernama Darren adalah kesayangannya. Sahabatnya,
Ririn adalah orang yang paling dekat dan paling baik dengannya.
Lanny adalah anak
yang senang berbagi. Saya pernah dipinjamkan berbagai macam komik dan novel
olehnya. Sayang sekali, rumah kami terpisah oleh jarak ribuan mil. Coba kalau
dekat, koleksi novel, DVD, dan komik bisa dijarah semua oleh saya. Hahaha.
Hobinya selain
baca buku dan nonton DVD adalah foto-foto. Kalau bepergian bersamanya, kamu
akan beruntung. Kamu pasti ada di album fotonya. Ya, dia tidak hanya senang dipotret,
tetapi senang memotret orang lain. Lalu, fotonya akan diedit olehnya. Begitulah
kesenangan dia. Dia adalah seksi dokumentasi yang baik.
Saya senang
sampai kini kami masih sering bercakap-cakap via YM. Sekarang Lanny, sibuk
kuliah S-2 mengambil profesi Psikologi Klinis Anak. Pekerjaan dengan anak-anak
adalah memang yang paling cocok dengannya.
Begitulah tentang
Lanny. Tidak ada perkenalan secara formal yang kami lakukan. Saya tidak ingat
kapan saya mulai tahu dirinya. Perjumpaan kami memang tidak jelas. Biarlah jadi
misteri. Saya doakan jalan cinta dan jalan karirnya bisa semulus dengan
kisah-kisah happy yang sering ia baca
dan dengar.
Meski Lanny tak
kan mungkin bilang ke sayang ke saya, haha.... tetapi, biar saja saya yang
bilang bahwa Lanny akan menjadi teman yang selalu kusayang...