Page

15 Juni 2013

Kala Lagu Cinta Dewa Kembali Meledak

Artis: Dewa
Album: Cintailah Cinta
Personil: Once (vokal), Ahmad Dhani (keyboard/vokal), Andra Ramadhan (gitar), Erwin Prasetya (bass), dan Tyo Nugros (drum)
Tahun: 2002
Penerbit: PT Aquarius Musikindo
Produser: Ahmad Dhani

Track list:
  1. Arjuna
  2. Kosong
  3. Mistikus Cinta
  4. Angin
  5. Pupus
  6. Cintailah Cinta
  7. Kasidah Cinta
  8. Bukan Rahasia
  9. Air Mata
Sebelumnya saya sudah membahas album Dewa - Bintang Lima. Sekarang, saya akan bahas album Dewa keenam yang berjudul Cintailah Cinta. Lagu ini memiliki jumlah nomor lagu yang lebih sedikit dari album sebelumnya. Malah, bisa dibilang salah satu album Dewa dengan jumlah nomor lagu yang sedikit. Album ini adalah comeback Erwin sang bassis yang sebelumnya keluar dari Dewa karena masalah narkoba. Namun, belakangan Erwin hengkang lagi karena ketidakcocokan.

Kabar yang pernah saya dengar, album keenam Dewa ini mau dinamakan dengan Indera Keenam (biar orang ingat ini album keenam Dewa), namun karena ada sinetron yang berjudul Indera Keenam saat itu, maka judul diganti. Mungkin supaya tidak dibilang Dewa tidak kreatif dalam membuat judul album atau takut dikira mendompleng judul sinetron.

Masih bicara soal judul, album ini menuai masalah, yaitu judul lagu Arjuna. Sebelumnya, lagu itu berjudul Arjuna Mencari Cinta. Tetapi, karena nama itu mirip dengan sebuah novel remaja era 70-80'an yang berjudul Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira ANM Massardi, Ahmad Dhani kena gugat. Ahmad Dhani selaku pencipta lagu dituding mencomot judul novel itu sebagai judul lagu tanpa izin. Apalagi, judul novel Arjuna Mencari Cinta sudah memiliki hak cipta dan sudah diakui di dunia internasional. Saya sendiri belum hidup pada era novel itu terbit. Jadi, saya kurang begitu mengerti kiprah novel tersebut. Pada akhirnya, Ahmad Dhani bersedia mengalah dan mengubah judul lagu Arjuna Mencari Cinta menjadi Arjuna saja.

Meski diawali dengan masalah, album Dewa - Cintailah Cinta menuai kesuksesan yang sama dengan album Dewa - Bintang Lima, menembus angka penjualan hingga 1 juta keping. Sungguh angka yang fantastis! Sampul album ini juga mendapat penghargaan terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia.

Sampul Muka



Sampul Belakang

Sampul Depan
Album ini dibuka dengan lagu Arjuna. Sebuah lagu tentang usaha pria mencari wanita. Lagu ini menunjukkan Ahmad Dhani memang maestro menciptakan nada-nada baru. Sebuah lagu cepat dengan reffrain berupa teriakan panjang yang tak kan dilupakan oleh orang-orang yang hidup di generasi 90'an dan awal 2000, Akulah arjuna..... yang mencari cinta..... Wahai wanita..... cintailah aku..... Vokal Once yang melengking terlihat sangat pas membawakan lagu ini. Di ajang singing competition, banyak penyanyi mencoba membawakan lagu ini, namun hanya vokal Once yang menurut saya paling pas membawakan lagu Arjuna.

Setelah mendengar hentakan isi hati seorang arjuna, lagu berikutnya adalah lagu pop sendu berjudul Kosong. Lagu ini merupakan lagu kesukaan Once. Di track selanjutnya, Ahmad Dhani mencoba berduet bersama Once menyanyikan Mistikus Cinta. Mistikus Cinta rupanya terinspirasi dari curhatan Vina Panduwinata. Hal ini terungkap di konser Mahakarya Ahmad Dhani dan Dewa 19. Kemudian, kita akan dikagetkan kembali oleh duet vokal Once dan Ahmad Dhani dalam lagu cepat berjudul Angin.

Side A kaset ditutup dengan lagu patah hati terbaik sepanjang masa, berjudul Pupus. Meski ini lagu patah hati, saya cinta sekali dengan lagu ini. Liriknya pun tidak tedeng aling-aling.


Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan...
Kau buat remuk, seluruh hatiku...

Intro lagunya saja sudah bikin sedih. Begitu pun chodanya. Lagu Pupus ditutup dengan permainan gitar Andra selama kurang-lebih 1 menit. Ahmad Dhani seperti sengaja memberikan ruang bagi pendengar untuk melap isak tangis di dalam hati. Kalau Anda meresapinya, suara gitar Andra bisa menyayat hati. Saya sudah mendengar versi penyanyi lain membawakan Pupus. Tetapi, hanya Once, ya sekali lagi hanya Once yang pas membawakan suasana lagu ini menjadi begitu perih dan sedih.

Side B kaset diawali dengan lagu Cintailah Cinta, yang menjadi judul album ini juga. Lagu Cintailah Cinta adalah sedikit banyak dari lagu cinta universal yang ditulis Ahmad Dhani. Simak kata-katanya: Tuhan, anugerahi sebuah cinta, kepada manusia untuk, dapat saling menyayangi. Bila kebencian meracunimu. Takkan ada jalan keluar. Damai hanya jadi impian.

Lagu selanjutnya adalah Kasidah Cinta, di mana Ahmad Dhani mengambil lead vokal. Lagu ini bernuansa sedikit Timur Tengah, menceritakan kegilaan seorang pria kepada wanita. Kemudian kita akan mendengar lagu Bukan Rahasia yang sebagian liriknya diambil dari ucapan Albert Einstein dan John Lennon. Lagu Bukan Rahasia ini juga menjadi lagu sebuah iklan. Tapi, saya lupa iklannya.

Akhirnya, album ini ditutup dengan Air Mata. Jika mendengar reffrain-nya, seolah-olah meminta kita untuk menangis, Menangislah... bila harus menangis. Karena kita semua... manusia. Manusia bisa terluka... manusia pasti menangis. Dan manusia pun bisa mengambil hikmah. Jadi, rasanya lagu Air Mata memang pas menutup album ini. Lagu ini didahului dengan permainan instrumen sebelum vokal Once mengalun. Lagu Air Mata ini sempat ngetop saat bencana tsunami Aceh melanda.

Album ini merupakan puncak kejayaan grup band Dewa. Karena setelahnya, album Dewa tidak lagi kembali merasakan kesuksesan, meski Baladewa dan Baladewi akan tetap mencintai Dewa. Penampilan Dewa selalu dinanti-nanti, begitu pun lagu besutan Ahmad Dhani.

7 Juni 2013

Saya dan Puisi

Menulis puisi sebenarnya adalah hobi yang bermula dari iseng. Waktu SMP, saya punya teman perempuan bernama Arden. Ia punya buku khusus yang berisikan puisi-puisi karyanya. Setelah membacanya, saya jadi ikut-ikutan untuk membuat puisi juga. Puisi orisinal saya pertama adalah puisi yang inspirasinya dari sebuah buku cerita yang saya baca di perpustakaan. Lupa tentang apa. Kalau tidak salah tentang anak jalanan. Puisi itu ditulis di kertas dan hanya saya perlihatkan kepada Arden. Saya tak pernah menyimpannya.

Ketika SMA, dimulailah saya menseriusi aktivitas menulis puisi ini. Puisi saya ketik, lalu saya simpan di komputer. Kebanyakan puisi yang saya buat karena terlalu menghayati sebuah lagu, kemudian tersusunlah kalimat demi kalimat di kepala saya. Karena merasa kalimat yang saya bikin itu bagus (ya, harus bagus dong), lalu saya rangkai… jadilah sebuah puisi. Intinya sih, kebanyakan puisi saya adalah hasil imajinasi dan nyontek dari lagu. Sangat sedikit, puisi yang tercipta karena curhat.

Kalau kalian perhatikan, puisi saya kebanyakan punya rima. Apa itu rima? Itu lho, pengulangan bunyi akhiran yang sama. Biasanya muncul di pantun. Pantun punya rima a-b-a-b. Bicara soal pantun, saya jadi ingat seorang guru SMP bahasa Indonesia saya bernama Ibu Nursyamsih. Terakhir datang ke sekolah lama saya tahun 2011, beliau masih mengajar dan ingat saya (ah, syukurlah). Beliau orang Padang dan senang dengan namanya pantun. Dari penuturan beliau, orang Padang yang punya adat Minang yang senang berbalas pantun. Apa benar atau tidak, saya kurang tahu persis. Tapi, kayaknya pantun memang milik budaya Indonesia. Jadilah, beliau senang meminta siswa menulis pantun sendiri. Dan itu tidak sekali. Ada beberapa kali kami disuruh menulis pantun dengan tema-tema tertentu, seperti tema iklan atau tema orang yang disukai (ada-ada saja). Kemampuan saya merangkai rima cukup oke dan kayaknya dimulai dari belajar pantun deh, saya mulai terlatih menulis rima.

Kesukaan membuat rima juga dikarenakan saya senang mendengar lagu. Lagu-lagu jaman dulu umumnya ada rima. Lalu, saya juga suka dengar lagu-lagu rap yang selalu ada rima. Saya menganggap penggunaan rima dalam puisi adalah sebuah kreativitas. Karena tidak mudah, mencari rima yang enak dibaca, namun tidak merusak isi.

Lama-lama jumlah judul puisi saya jadi banyak, terus puisi saya kan bagus (ya, harus bagus dong), sayang rasanya tidak mendapat pembaca. Lalu, terbersitlah ide mempublikasikannya kepada khalayak ramai. Karena blog di Friendster susah mendapatkan pembaca, saya membuat sebuah blog yang berisikan karya-karya puisi saya di alamat http://puisi-amatir.blogspot.com/. Sampai sekarang masih update, meski tidak sering-sering banget. Awalnya sih, blog itu dibuat dengan harapan dapat uang. Tapi, kalau puisi, kayaknya susah deh. Haha.

Itulah sekelumit tentang hobi saya yang kurang maskulin ini