Album: Cintailah Cinta
Personil: Once (vokal), Ahmad Dhani (keyboard/vokal), Andra Ramadhan (gitar), Erwin Prasetya (bass), dan Tyo Nugros (drum)
Tahun: 2002
Penerbit: PT Aquarius Musikindo
Produser: Ahmad Dhani
Track list:
- Arjuna
- Kosong
- Mistikus Cinta
- Angin
- Pupus
- Cintailah Cinta
- Kasidah Cinta
- Bukan Rahasia
- Air Mata
Kabar yang pernah saya dengar, album keenam Dewa ini mau dinamakan dengan Indera Keenam (biar orang ingat ini album keenam Dewa), namun karena ada sinetron yang berjudul Indera Keenam saat itu, maka judul diganti. Mungkin supaya tidak dibilang Dewa tidak kreatif dalam membuat judul album atau takut dikira mendompleng judul sinetron.
Masih bicara soal judul, album ini menuai masalah, yaitu judul lagu Arjuna. Sebelumnya, lagu itu berjudul Arjuna Mencari Cinta. Tetapi, karena nama itu mirip dengan sebuah novel remaja era 70-80'an yang berjudul Arjuna Mencari Cinta karya Yudhistira ANM Massardi, Ahmad Dhani kena gugat. Ahmad Dhani selaku pencipta lagu dituding mencomot judul novel itu sebagai judul lagu tanpa izin. Apalagi, judul novel Arjuna Mencari Cinta sudah memiliki hak cipta dan sudah diakui di dunia internasional. Saya sendiri belum hidup pada era novel itu terbit. Jadi, saya kurang begitu mengerti kiprah novel tersebut. Pada akhirnya, Ahmad Dhani bersedia mengalah dan mengubah judul lagu Arjuna Mencari Cinta menjadi Arjuna saja.
Meski diawali dengan masalah, album Dewa - Cintailah Cinta menuai kesuksesan yang sama dengan album Dewa - Bintang Lima, menembus angka penjualan hingga 1 juta keping. Sungguh angka yang fantastis! Sampul album ini juga mendapat penghargaan terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia.
Sampul Muka |
Sampul Belakang |
Sampul Depan |
Setelah mendengar hentakan isi hati seorang arjuna, lagu berikutnya adalah lagu pop sendu berjudul Kosong. Lagu ini merupakan lagu kesukaan Once. Di track selanjutnya, Ahmad Dhani mencoba berduet bersama Once menyanyikan Mistikus Cinta. Mistikus Cinta rupanya terinspirasi dari curhatan Vina Panduwinata. Hal ini terungkap di konser Mahakarya Ahmad Dhani dan Dewa 19. Kemudian, kita akan dikagetkan kembali oleh duet vokal Once dan Ahmad Dhani dalam lagu cepat berjudul Angin.
Side A kaset ditutup dengan lagu patah hati terbaik sepanjang masa, berjudul Pupus. Meski ini lagu patah hati, saya cinta sekali dengan lagu ini. Liriknya pun tidak tedeng aling-aling.
Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan...
Kau buat remuk, seluruh hatiku...
Intro lagunya saja sudah bikin sedih. Begitu pun chodanya. Lagu Pupus ditutup dengan permainan gitar Andra selama kurang-lebih 1 menit. Ahmad Dhani seperti sengaja memberikan ruang bagi pendengar untuk melap isak tangis di dalam hati. Kalau Anda meresapinya, suara gitar Andra bisa menyayat hati. Saya sudah mendengar versi penyanyi lain membawakan Pupus. Tetapi, hanya Once, ya sekali lagi hanya Once yang pas membawakan suasana lagu ini menjadi begitu perih dan sedih.
Side B kaset diawali dengan lagu Cintailah Cinta, yang menjadi judul album ini juga. Lagu Cintailah Cinta adalah sedikit banyak dari lagu cinta universal yang ditulis Ahmad Dhani. Simak kata-katanya: Tuhan, anugerahi sebuah cinta, kepada manusia untuk, dapat saling menyayangi. Bila kebencian meracunimu. Takkan ada jalan keluar. Damai hanya jadi impian.
Lagu selanjutnya adalah Kasidah Cinta, di mana Ahmad Dhani mengambil lead vokal. Lagu ini bernuansa sedikit Timur Tengah, menceritakan kegilaan seorang pria kepada wanita. Kemudian kita akan mendengar lagu Bukan Rahasia yang sebagian liriknya diambil dari ucapan Albert Einstein dan John Lennon. Lagu Bukan Rahasia ini juga menjadi lagu sebuah iklan. Tapi, saya lupa iklannya.
Akhirnya, album ini ditutup dengan Air Mata. Jika mendengar reffrain-nya, seolah-olah meminta kita untuk menangis, Menangislah... bila harus menangis. Karena kita semua... manusia. Manusia bisa terluka... manusia pasti menangis. Dan manusia pun bisa mengambil hikmah. Jadi, rasanya lagu Air Mata memang pas menutup album ini. Lagu ini didahului dengan permainan instrumen sebelum vokal Once mengalun. Lagu Air Mata ini sempat ngetop saat bencana tsunami Aceh melanda.
Album ini merupakan puncak kejayaan grup band Dewa. Karena setelahnya, album Dewa tidak lagi kembali merasakan kesuksesan, meski Baladewa dan Baladewi akan tetap mencintai Dewa. Penampilan Dewa selalu dinanti-nanti, begitu pun lagu besutan Ahmad Dhani.