Page

13 Oktober 2014

Buka-Bukaan Artis Barat Di Depan Kamera

Saya baru saja menonton sebuah video klip sebuah grup band ternama. Grup band ini dari Amrik. Namanya pun sudah populer di Indonesia. Tak usah lah disebutkan namanya. Di dalam video klipnya itu mengandung sejumlah adegan vulgar di antaranya adegan penuh darah dan ketelanjangan.

Yang mau saya sorot saat ini adalah tentang ketelanjangan di video klip. Saya melihat belakangan ini, bukan belakangan ini sih, tetapi sudah cukup lama, ada tren baru dari video klip artis-artis barat, yaitu adegan buka-bukaan. Lebih "mematikan" lagi, buka-bukaannya bisa dikombinasikan dengan adegan goyang pinggul atau pun adegan di atas ranjang. Pasti "panas" dan bikin "gerah".

Rihanna, Miley Cyrus, Katy Perry, Lady Gaga lalu entah siapa lagi tidak malu-malu untuk buka-bukaan di depan kamera. Ada yang buka semua, ada yang buka sebagian. Berapa banyak yang dibuka mungkin tergantung dari bayarannya. Sebagian penyanyi bahkan tidak malu-malu untuk buka-buka sedikit (ya sedikit saja) di depan penggemarnya secara langsung.

Britney Spears enggak ada buka-bukaannya di video klip pada waktu dia ngehits di akhir tahun 90-an sampai awal 2000-an. Coba dikoreksi kalau saya salah. Tetapi sekarang ya lain cerita. Lagu terbarunya... hmm, tak usah lah diungkapkan. Judulnya saja sudah kasar apalagi videonya.

Saya sebagai orang yang sudah berumur seperempat abad tentu bisa lebih bijaksana dalam menyaksikan adegan semacam itu. Lalu, bagaimana dengan abege-abege? Saya tidak bilang semua abege tidak bijaksana. Namun, melihat karakteristik remaja, Anda tahu sendiri seperti apakah mereka.

Tidak sedikit abege-abege kita lebih ngefans sama artis barat ketimbang artis korea atau mungkin lokal. Dan untuk menyaksikan video klip artis-artis kesukaan kita, sekarang lebih mudah. Buka saja youtube. Yang jadul dan yang tergress tersedia semua. Coba bandingkan dengan kehidupan sebelum ada internet. Untuk menonton video klip, harus tongkrongin MTV, itu pun belum tentu full video alias bisa dipotong di tengah jalan karena paksaan iklan.

Begitu mudahnya menyaksikan video-video klip yang "panas" dan "gerah" itu, apakah generasi selanjutnya akan menjadi generasi berani buka-buka di depan kamera?

Sementara itu, saya lihat video klip artis lokal masih inferior kualitasnya dibandingkan dengan artis barat atau korea. Musiknya saja sudah dibuat seadanya dengan nada-nada mellow dan lirik membosankan, apalagi video klipnya. Tapi, tentu saja ada yang bagus, contohnya Noah, Maliq & D'essentials, atau Nidji. Grup-grup band yang saya sebutkan itu masih terbilang serius dalam menggarap lagu dan video klipnya. Setidaknya saya masih bersyukur, biarpun video klip penyanyi kita masih kalah keren dibandingkan dengan artis-artis luar, segerombolan penyanyi anak muda di tanah air ini masih belum sampai buka-bukaan di depan kamera.

11 Oktober 2014

Era Di Atas Tahun 2020, Bagaimana Jadinya

Era sebelum tahun 90-an: Papa saja sudah cukup menghidupi keluarga.

Era tahun 90-an sampai 2000-an: Rupanya Papa saja tidak cukup menghidupi keluarga, mesti ditambah Mama.

Era di atas tahun 2000-an: Rupanya Papa dan Mama masih saja tidak cukup menghidupi keluarga, mesti ditambah Anak.

Ah, yang bener lo Fren? Masak anak juga harus menopang perekonomian keluarga. Ini sih namanya eksploitasi anak. Begini ya... Lu gak ingat ya belakangan ini lagi ngetren acara kontes ini-itu yang pesertanya khusus anak-anak. Ada Idola Cilik, AFI Junior, Master Chef Junior, Da'i Cilik, The Master Junior, dan masih banyak lagi. Ada juga acara macam Indonesia Mencari Bakat yang pesertanya bisa dari anak-anak dan remaja selain orang dewasa. Terus lu masak lupa dengan kehadiran segerombolan anak muda yang hanya bermodalkan goyangan dan suara-suara seala kadarnya (karena kebanyakan nyanyinya lip sync) tapi bisa sampai bikin konser sendiri. Gak cuman satu, ada banyak. Ada yang mengatasnamakan diri sebagai boyband, girl band, idol group, atau apa lah namanya. Gue rasa honor mereka sudah cukup untuk bayar uang sekolah mereka. Percaya kan, kalau sekarang anak bisa juga menghidupi keluarga. Mungkin istilah KB bisa diganti. Kalau dulu singkatannya Keluarga Berencana, sekarang bisa jadi Keluarga Berkarir.

Era industri sekarang telah beralih ke era industri kreatif. Bukan mereka yang terlalu pandai yang bisa sukses (baca: menghasilkan banyak uang), melainkan mereka yang punya bakat dan kemampuan unik. Contohnya anak-anak yang ikut lomba ini-itu tadi. Jadi, hei para ortu, apakah mulai berpikir untuk mengembangkan bakat anak dalam bidang lain, misalnya kesenian?

Tapi mana tahu era di atas tahun 2020-an, Papa, Mama, Anak rupanya masih saja tidak cukup menghidupi keluarga, mungkin mesti ditambah Pembantu. Oh, tidak...!!! Jangan sampai itu terjadi.