Beberapa minggu yang lalu saya membantu mengetik hasil wawancara penelitian teman saya yang bertajuk insomnia. Mendengar percakapannya dengan pengidap insomnia membuat saya terkadang tersenyum geli. Geli karena mengetahui permasalahan mereka berinsomnia sebenarnya hal-hal yang sepele saja. Geli karena mereka yang insomnia sebenarnya sudah tahu akar permasalahannya, tetapi mereka tetap terjebak. Geli karena saya (meski saya belum fix pengidap insomnia) dan mereka tidak berbeda jauh masalah-masalah yang kita hadapi.
Insomnia adalah gangguan tidur ketika seseorang berkali-kali sulit untuk tertidur atau telah tertidur tetapi tidak bisa mempertahankan dirinya tetap tertidur. Dikutip dari tulisan wolipop, ada delapan hal yang membuat seseorang susah tidur: 1) Berolahraga sebelum tidur, 2) tidur siang, 3) khawatir akan kualitas tidur, 4) minum minuman beralkohol, 5) pencahayaan kamar kurang gelap, 6) tubuh masih mengandung kafein, 7) mengkonsumsi protein sebelum tidur, dan 8) kamar berantakan. Susah tidur memang tidak lantas membuat seseorang insomnia. Orang dikatakan insomnia bila ia mengalami masalah susah tidur dalam kurun waktu 3-4 minggu.
Jadi kedelapan penyebab yang telah disebutkan tadi, bila terjadi berulang-ulang terus, jangan kaget kalau Anda nanti jadi insomnia. Hehe. Saya sendiri pernah berkali-kali mengalami susah tidur dan penyebab-penyebabnya ada yang sesuai dengan delapan penyebab tadi. Persoalan susah tidur atau insomnia sebenarnya tidak hanya masalah gaya hidup yang tidak benar atau lingkungan yang tidak nyaman, tetapi juga mencakup masalah pikiran.
Kalau saya flashback, pas kecil (masa SD), saya jam delapan malam bisa langsung tertidur tanpa terbangun. Sekarang boro-boro jam delapan bisa tidur. Hehe. Saat orang sudah beranjak remaja, jam tidur orang akan bergeser. Masalah hormonal. Tetapi bukan itu juga sih. Kehidupan remaja lalu dewasa semakin complicated dan orang menjadi susah tidur, karena... karena memikirkan beragam masalah. Konyolnya, masalah yang dipikirkan bukan cuman masalah yang belum selesai, tetapi juga mencakup masalah yang sudah selesai atau masalah yang akan datang (masalah yang belum ada, tetapi diada-adain sendiri).
Saya sendiri pernah beberapa kali kejadian baru tidur jam empat pagi atau lima pagi. Padahal dari jam dua belas atau satu malam sudah beranjak ke tempat tidur. Pikiran ini sibuk ke sana ke mari. Yang sering saya pikirkan adalah masalah masa depan (mau jadi apa? membayangkan akan jadi apa kelak?), masalah jodoh (ehm), masalah masa lalu (meminjam istilah Raisa, "Terjebak Nostalgia"), atau imajinasi-imajinasi yang kurang penting (saya ini calon penulis, terkadang suka memikirkan skenario yang aneh-aneh). Masalah
Saya pernah mendengar nasihat bijak mengatakan, "Jangan membawa masalah Anda ke tempat tidur, kecuali Anda bisa menyelesaikannya di tempat tidur." Itu benar juga sih. Tidur adalah saatnya tidur. Pemulihan raga dan jiwa. Tetapi dasar manusia dewasa. Waktu tidur malah dipakai untuk memikirkan masalah. Yang lebih aneh lagi adalah memikirkan bagaimana nantinya bisa tidur, padahal bukankah dulu sewaktu kecil kita sudah sering kali tidur nyenyak?
Jadi merindukan betapa indahnya masa kecil, saat masalah tidak serumit masa dewasa sekarang, yang mana tidur menjadi aktivitas yang menyenangkan. Sebenarnya setiap masalah selalu ada pemecahannya. Hanya saja, jangan terlalu serius memikirkan semuanya sekaligus. Selesaikan satu per satu. Lagipula, tidak semua kenyataan yang kita hadapi sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Jadi, terkadang bersikap santai tiada salahnya.
Khusus untuk masalah yang sudah selesai (masa lalu), biarkan saja. Let it go. Dipikirkan sekeras apa pun, sudah tidak bisa direvisi lagi.
Nah sekarang saya mau share sebuah video tentang insomnia, yang kalau lagunya Anda suka, bisa jadi semakin insomnia, hehehe.
Feels like insomnia, aaahhh