Page

3 Maret 2013

Air Garam dalam Telaga

Pada suatu hari, ada seorang pemuda dengan wajah kusut sedang berjalan-jalan melewati sebuah telaga. Kemudian, pandangan matanya menangkap seorang kakek tua yang sedang sendirian di tepi telaga. Kakek tua itu mengambil air dari telaga dan menuangkannya ke dalam gelas. Dari saku celananya, dia mengeluarkan seraup garam dan menaburkannya ke dalam gelas. Lalu, si kakek segera mengaduknya.

Si pemuda tampak heran, namun tertarik dengan gelagat si kakek. Mengikuti rasa ketertarikannya terhadap si kakek, si pemuda kemudian menghampiri si kakek tua tersebut. Ternyata gelas berisi air telaga sengaja dibuat si kakek untuk si pemuda. "Minumlah," pinta si kakek. Si pemuda kemudian meminumnya. "Bagaimana rasanya?" tanya si kakek. "Asin sekali!" jawab si pemuda sambil memuntahkan sebagian air yang masih tersisa dalam mulutnya.

Lalu, si kakek kembali mengambil seraup garam dari saku celananya. Kali ini, ia menaburnya ke telaga. Ia mengambil gelas dari si pemuda. Namun, kini ia menggantinya dengan air telaga. "Minumlah," pinta si kakek lagi. Si pemuda meminumnya kembali. "Bagaimana rasanya?" tanya si kakek. "Segar sekali," jawab si pemuda. "Nak, seperti itulah permasalahanmu, bila kamu memendam semua permasalahanmu ke dalam hatimu sendiri, rasanya pasti berat. Seperti air yang engkau minum di awal. Namun, bila engkau menabur permasalahanmu, seperti menabur ke telaga yang luas, rasanya pasti segar sekali. Oleh karena itu, bila kita sedang dirundung masalah, tidaklah salah kita saling berbagi," ujar si kakek. Dengan wajah agak malu, si pemuda mengangguk setuju. 

Dalam kisah ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa dalam kehidupan ini, tidak ada seorang pun pernah terbebas dari masalah. Utang yang belum lunas, putus cinta, konflik dengan atasan adalah hal-hal yang sering kita temui. Namun, tidaklah bijaksana bila kita terus memendam permasalahan itu sendiri.

Dalam kehidupan ini, kita semestinya dituntut untuk bisa saling berbagi, termasuk berbagi rahasia. Setiap manusia memiliki rahasia. Bila rahasia itu kita pendam, pada akhirnya hanya menghambat kemajuan karena dalam hati kita takut ketahuan, merasa malu, dan sebagainya. Berbagilah rahasia itu. Namun, perlu diingat dalam berbagi rahasia, haruslah kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat. Kalau tidak, akan menjadi bumerang, malah menjatuhkan kita sendiri. Perlu diketahui, tidaklah bijak, membocorkan rahasia kepada semua orang.

Renungan ini diambil dari sebuah cerita yang dibawakan oleh sebuah ustad dalam sebuah talkshow di i-radio FM pada tahun 2008.