Page

3 Agustus 2014

Sebuah Kisah Cinta Sejati: Seorang Wanita Karena Kanker Ingin Mencarikan Kekasih Baru Untuk Suaminya

Saya pernah membaca suatu pernyataan bahwa yang dinamakan cinta sejati itu sebetulnya bukanlah cinta yang memiliki, bukanlah cinta yang posesif, melainkan cinta yang melepas. Karena itu, ketika seseorang betul-betul cinta, dia harusnya membiarkan cintanya terbang sejauh mungkin mengejar apa yang dia inginkan. Bila dia memang benar-benar jadi milikmu, pasti suatu hari nanti dia akan kembali kepadamu.

Mencintai dengan hasrat memiliki, menurut saya, adalah cinta yang bercampur dengan nafsu. Sementara itu, mencintai tanpa rasa memiliki adalah level cinta yang paling tinggi. Sebuah cinta yang murni. Salah satu orang yang mempraktikkan cinta semacam ini adalah Bunda Teresa. Dengan setulus hati, beliau mau menolong orang-orang sakit di negeri India. Tak peduli siapa mereka, agamanya apa, dari mana mereka berasal, apa timbal balik yang kan beliau dapat, beliau hanya ingin mencintai mereka sepenuh hati.

Rupanya bukan hanya Bunda Teresa yang dapat mempraktikkan cinta semacam ini, nun jauh di negeri Tiongkok, seorang wanita ingin mencari kekasih baru untuk suaminya karena ia menderita kanker otak stadium 4. Untuk mengetahui kisah selengkapnya, coba klik link di bawah ini. Anda akan terhubung ke sebuah laman Facebook. Ada cuplikan videonya yang sudah diberi teks bahasa Indonesia.

Jangan lupa siapkan tisu bagi yang tak kuat menahan sedih.

Apakah Anda sudah selesai menonton? Terharu?

Penasaran dengan kelanjutan nasib Feng Ying, saya mencoba mencari tahu di internet. Dan, ternyata operasinya berhasil. Saya rasa ia mendapatkan kekuatan dan mujizat dari seluruh orang yang mendoakannya.

Keputusan Feng Ying untuk mencarikan kekasih baru untuk suaminya jelas sulit diterima bagi mereka yang menganut paham bahwa cinta adalah sehidup semati dan tak terpisahkan. Tetapi, bukankah cinta adalah memberi kebahagiaan bagi orang yang dicinta? Untuk apa Anda paksakan diri mencintai seseorang atau menjalin hubungan dengan seseorang, hanya diri Anda yang bahagia, tetapi pasangan Anda tidak. Bukankah itu menjadi sangat egois?

Saya enggak tahu apakah suami Feng Ying sudah tahu tentang impian istrinya? Sulit membayangkan reaksinya, apakah ia bisa menerima atau tidak? Tetapi, Feng Ying pastinya berpikir bukankah lebih baik suaminya bisa hidup bahagia dengan wanita lain yang sehat ketimbang dengannya yang hanya memberi banyak beban? Feng Ying pasti merasa saat itu dirinya terlalu buruk untuk dicintai suaminya yang sangat baik.

Jadi, jikalau pasangan Anda ketahuan selingkuh dengan orang lain, tidakkah Anda harus berbahagia? Atau jikalau pasangan Anda sudah tidak lagi mencintai Anda, malah lebih mencintai orang lain, tidak jugakah Anda harus berbahagia? Berbahagia karena ia lebih bahagia (menemukan kebahagiaannya yang lebih), meskipun tidak bersama dengan Anda.

Aah... Pastinya ini tidak semudah diucapkan. Hasrat manusia ingin selalu memiliki sesuatu/seseorang. Kita sudah memiliki naluri seperti ini sejak dari dulu. Tetapi, belajar untuk mencintai dengan ikhlas rela (tanpa rasa memiliki) patut diupayakan. Dan satu lagi, mencintai tanpa memiliki itu benar-benar ada, nyata, dan bisa diterapkan.