Dulu yang sering dipakai
adalah kesimpulan. Mengapa sekarang harus simpulan? Memang apa bedanya?
Untuk mengetahuinya, mesti memerrhatikan pola berikut
Kata dasar Kata kerja Pelaku Proses Hasil
Tulis Menulis Penulis Penulisan Tulisan
Tanam Menanam Penanam Penanaman Tanaman
Layan Melayani Pelayan Pelayanan Layanan
Pecah Memecahkan Pemecah Pemecahan Pecahan
Simpul Menyimpulkan Penyimpul Penyimpulan Simpulan
Pola imbuhan ke- + -an digunakan untuk mengubah kata dasar berupa adjektiva (kata sifat) menjadi kata benda (nomina). Contoh, lelah menjadi kelelahan, berani menjadi keberanian, malu menjadi kemaluan. Ups. Haha. Proses ini sama halnya dengan yang ada dalam bahasa Inggris, misal brave menjadi bravery atau shy menjadi shyness. Dalam bahasa Inggris, bravery atau shyness disebut sebagai abstract noun (kata benda abstrak). Tetapi, kemaluan bisa abstrak, bisa konkret dalam bahasa Indonesia lho. Aduh, mengapa dibahas. Hehe.
Jadi, mana yang benar: kesimpulan atau simpulan?
Jawabannya, simpulan, bukan kesimpulan. Sudah sangat jelas, simpul bukan adjektiva.
Kata dasar Kata kerja Pelaku Proses Hasil
Tulis Menulis Penulis Penulisan Tulisan
Tanam Menanam Penanam Penanaman Tanaman
Layan Melayani Pelayan Pelayanan Layanan
Pecah Memecahkan Pemecah Pemecahan Pecahan
Simpul Menyimpulkan Penyimpul Penyimpulan Simpulan
Pola imbuhan ke- + -an digunakan untuk mengubah kata dasar berupa adjektiva (kata sifat) menjadi kata benda (nomina). Contoh, lelah menjadi kelelahan, berani menjadi keberanian, malu menjadi kemaluan. Ups. Haha. Proses ini sama halnya dengan yang ada dalam bahasa Inggris, misal brave menjadi bravery atau shy menjadi shyness. Dalam bahasa Inggris, bravery atau shyness disebut sebagai abstract noun (kata benda abstrak). Tetapi, kemaluan bisa abstrak, bisa konkret dalam bahasa Indonesia lho. Aduh, mengapa dibahas. Hehe.
Jadi, mana yang benar: kesimpulan atau simpulan?
Jawabannya, simpulan, bukan kesimpulan. Sudah sangat jelas, simpul bukan adjektiva.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar