Merry Riana adalah motivator yang sedang naik daun di Indonesia. Tweet-tweet-nya selalu mendapat sambutan dari followers-nya. Merry Riana sudah saya kenal sebelum ia menerbitkan buku Mimpi Sejuta Dolar yang ditulis oleh Alberthiene Endah, penulis kawakan yang sudah menuliskan biografi-biografi selebritas terkenal, seperti Chrisye, Krisdayanti, Titiek Puspa, Ani Bambang Yudhoyono, dll. Maksudnya kenal, bukan kenal secara personal ya. Saya mengenalnya terlebih dulu lewat seminar Mbak Merry yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Untar tahun 2011.
Merry Riana? Nama yang asing saat itu. Tetapi, berdua bersama teman saya, Yonathan, saya nekat saja mengikuti seminar yang bertempat di Central Park. Dengan memakai blus warna merah, Mbak Merry mengawali acara itu dengan menyanyikan Indonesia Raya. Sangat patriotik. Seminar motivasi Mbak Merry tipikal seminar motivasi kebanyakan. Diawali dulu dengan kisah-kisah "memprihatinkan" selama ia menjadi mahasiswa di Singapura, lalu dilanjutkan dengan tekad Mbak Merry di hari ulang tahunnya yang ke-20 untuk sukses di usia 30 tahun. Kemudian, seminar berlanjut ke value-value apa yang perlu dimiliki oleh seseorang yang mau sukses.
Namun, uniknya di setiap beberapa segmen pembahasan, Merry selalu mengambil jeda untuk meminta para peserta seminar mengucap semacam sumpah. Salah satu sumpah yang sempat saya catat:
Saya akan memberikan 100 persen dari saya untuk acara seminar ini. Saya adalah orang sukses!
Para peserta seminar harus mengucap kalimat sumpah itu dengan lantang.
Menjelang akhir seminar, Mbak Merry mengundang 1 pria dan 1 wanita yang pandai berakting untuk naik ke panggung. Mereka disuruh memeragakan skenario yang disusun oleh Mbak Merry. Skenario itu bercerita tentang sepasang suami istri yang bersiap memasuki rumah baru mereka yang terletak di lantai paling atas sebuah apartemen. Saya lupa lantai berapa. Yang pasti di atas lantai 50. Karena lift rusak, mereka harus naik tangga. Selama proses perjalanan menaiki tangga, mereka kerap mengeluh capai, tetapi mereka tidak mau menyerah, karena ini rumah impian mereka. Saat mereka sudah sampai tepat di depan pintu kamar mereka, mereka baru sadar bahwa kunci kamarnya ketinggalan. Cerita stop di sana. Mbak Merry memberikan refleksi bahwa saat kita ingin menuju ke puncak kesuksesan, kita tidak boleh lupa dengan kunci tersebut. Kunci tersebut berupa inti sari seminar Merry Riana, yakni Personal Excellence dan Social Excellence. Itulah yang mesti kita bawa jika ingin sukses.
Saya membuka catatan handout seminar tersebut dan tersenyum geli melihat tujuan karir saya. Ya, Mbak Merry meminta peserta seminar menuliskan impian kita tanpa malu-malu dan target yang harus dicapai, seperti halnya beliau dulu. Jadi, apakah yang saya tulis itu? Ada 3 tujuan karir saya: Pengusaha, Penulis Buku, dan Psikolog dengan target akan tercapai dalam kurun waktu 10 tahun.
Tetapi di bawah ketiga target karir saya itu, saya kembali menuliskan impian saya yang lain dalam tulisan lebih kecil. Need more money dan need more time. Sebetulnya impian tertinggi saya adalah memiliki banyak uang dan banyak waktu untuk saya nikmati. Saya ingin menikmati hidup saya tanpa takut merasa khawatir akan adanya kekurangan. Itulah impian terbesar saya di atas ketiga impian itu.
Persis di tanggal 1 September 2012 ini, saya ingin memperbaiki resolusi saya. Saat usia saya yang ke-30, saya juga mau dapat mencapai kebebasan finansial, meski saya belum tahu bagaimana caranya mencapai target itu.
Impian jelas bukan mimpi. Mimpi adalah bunga tidur. Sebaliknya, impian adalah bunga di saat kita terjaga. Dan, saya ingin memetik bunga terindah saya dengan lebih cepat dan lebih baik demi kebahagiaan hidup saya dan kebahagiaan orang-orang yang sayangi.
Saya mau jadi orang sukses! Saya yakin Anda juga mau. Ayo, sama-sama jadi orang sukses!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar