Page

30 Desember 2012

Cewek Cool

Saya bertanya pada Mariyana suatu kali lewat YM, ”Kapan pertama kali kita bertemu?” Dia jawab, ”Lupa.” Mungkin saat di kelas Psikologi Orang Dewasa atau kelas Agama Buddha, saya kurang berkesan di matanya. Haha. Di kedua kelas itu, saya pertama kali melihatnya. Harusnya bagi dia juga, pertama kali melihat saya. Saat itu kami semester 2. Tidak ada perkenalan secara formal sebetulnya. Tetapi, saya cukup mengingatnya. Gadis yang berbadan kecil, tetapi saat presentasi, nada bicaranya meyakinkan dan ada semangat. Busana yang sering ia kenakan kalau ke kampus adalah kaus berkerah dan celana jeans. Namun, tidak ada kesan tomboy atau cowo banget, tetapi memang saya rasa dia tidak menyukai gaya feminin atau anggun. Menurut saya, dia itu cool.

Siapa yang tahu selanjutnya di semester 5, kami baru mulai akrab. Pertemanan dimulai saat semester itu. Karena apa bisa akrab? Karena BEM F.Psi. Whew... Organisasi ”menyebalkan” itu yang sudah sempat disinggung di sini, di sana, dan eeeh di sana juga ada ya, rupanya ada sedikit manfaat selain mudaratnya. Setidaknya, saya bisa bertambah beberapa teman, dan... kayaknya beberapa ”musuh” juga sih. Haha. Jadi, di tahun ketiga menjadi mahasiswa, Mariyana diajak gabung serta ke dalam BEM F. Psi. dan terpilih menjadi Koordinator Seksi Hubungan Masyarakat. Otomatis, dimulailah saat-saat saya mesti bekerja sama dengannya menyukseskan sejumlah acara.

Kemudian, nanti pas semester 7 dan 8, kami menjadi teman senasib dan seperjuangan. Kami mengajukan proposal skripsi di bawah supervisi dosen yang sama. Hanya saja, di penghujung perjuangan drama skripsi, saya tidak senasib dengannya. Maksudnya adalah nasib akhir. Dia wisuda lebih dulu. Melangkahkan kaki lebih dulu untuk masuk ke dalam dunia kerja.

Itulah sedikit cerita tentang Mariyana. Asalnya Tanjung Pinang. Seorang anak yatim. Seorang pecinta game. Hobinya dulu di Facebook adalah bermain game. Mafia Wars adalah favoritnya saat itu. Saya bisa tahu karena saya dulu juga mantan mafia ”di sana”. Hehe. Anaknya sederhana dan penuh perhitungan.

Dia adalah teman chatting yang asyik, karena bisa diajak bicara apa saja. Selain itu, tentu saja sebagai anak kos-an yang kadang waktu tidurnya tidak menentu, sehingga dia bisa diajak ngobrol pas malam-malam jenuh atau galau. Tentu saja, itu kejadian sewaktu kami berdua masih mahasiswa. Masih punya semangat untuk begadang. Lain cerita sekarang, dia sudah sibuk mengais uang. Senin sampai Sabtu bekerja. Bahkan, hari yang semestinya bisa libur di kantor lain, dia juga malah bekerja. Tetapi, saya tidak melihat dia mengeluh dengan kondisi apa yang dihadapi. Meski dia wanita, dia jarang curhat. Jarang mengutarakan masalahnya. Dia selalu berusaha untuk tetap menikmati hidup. Satu hal yang bisa saya petik pelajaran darinya. Maka, di saat-saat saya butuh masukan, Mariyana adalah orang yang tepat. 

Foto diambil pas tanggal 14 Februari. Foto yang cukup menggemparkan. Gara-gara ini jadi ada gosip di antara kita. Gak apa-apalah biar hidup sedikit lebih renyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar