Page

16 Desember 2012

Teman Gila Kedua

Aku kira hanya menemukan 1 teman gila. Rupanya masih ada 1 lagi. Dia cuman orang biasa, tetapi dengan nama tidak biasa. Charles Darwin. Mengenal namanya, Anda berpikir dia orang hebat dalam ilmu pasti. Pasti orang keren. Oh, tidak sama sekali. Tetapi, untunglah dia hebat dalam ilmu musik, yaitu musik Cina.

Kepiawaiannya memainkan guzheng (alat musik kecapi Cina) membawa dia banyak keberuntungan. Salah satunya bisa tampil dalam acara seminar atau pentas seni kampus, kemudian tampil di acara nikahan atau acara-acara khusus lainnya. Gara-gara alat musik itu, dia bisa jadi salah satu mahasiswa yang bisa tampil di depan 2 orang mantan Rektor UNTAR. Gara-gara alat musik itu, dia bisa dapat, ehm uang. Dan, gara-gara alat musik itu, dia bisa terkenal. Charles Darwin Indonesia memang tidak paham ilmu evolusi, tapi setidaknya paham bagaimana memainkan dawai.

Kalau di-flashback, aku sudah kenal Darwin, panggilannya (dia kurang suka dipanggil Charles), sejak Mabimaru. Waktu itu ya, dandanannya dengan rambut dicat kuning dan memakai anting. Aku kira dia seorang preman. Haha. Tetapi, pada saat ngomong, nada bicaranya tidak sangar. Agak kontras gitu.

Ketika masih semester-semester awal, aku sudah tahu siapa dia. Charles Darwin dengan pemilik NIM 07-02. Aku ragu dia kenal aku sebelumnya. Namun, saat facebook mewabah dan kita berdua menjadi teman di sana, aku rasa dia sudah tahu siapa aku. Aku add YM-nya. Pembicaraan pertamaku dengannya adalah mengajak dia bergabung dengan kelompok Metpen Kualitatif. Tetapi, rencananya kandas. Aku tidak tahu bagaimana jikalau aku sekelompok dengannya di mata kuliah itu. Catatan:  Metpen Kualitatif, mata kuliah yang banyak menguras tenaga dan emosi. Hehehe. Dan, Darwin, ehm agak mudah terpancing emosinya.

Aku semakin dekat dengannya sewaktu semester 4, saat aku tergabung dalam panitia Pensi dan Seminar BEM Fakultas Psikologi tahun 2009, sementara dia menjadi pengisi acara. Saat melihat dia menggotong guzheng ke kampus untuk gladi resik acara seminar Terapi Musik, aku berkata, WOW (dalam hati saja)... ada temanku yang bisa memainkan benda itu. Eh, sebelum diberi tahu itu alat musik apa, gini-gini saya sudah tahu guzheng itu apa, karena sudah pernah melihat alat musik ini waktu SD.

Aku temani dia selama gladi resik bersama Alexandra juga, teman saya yang lain. Aku rasa benih-benih pertemanan timbul sejak saat itu. Uhuk-uhuk. Lalu, sampai sekarang aku tetap berhubungan baik dengannya. Meski, terkadang pertemananku dengannya beberapa kali diwarnai pertengkaran kecil. Banyak hal yang terkadang aku tidak punya jalan pikiran serupa dengannya. Misalnya, aku tidak begitu peka dengan penampilan. Lain hal dengan dirinya. Setidaknya, kita masih punya kesamaan. Kita berdua ini adalah orang yang suka bicara blak-blakan dan kadang menusuk hati. Hehehe.

Di seminar Terapi Musik (2009)
Dia adalah teman saya juga di saat jenuh apalagi galau. Jalan-jalan ke mall baeng-bareng, fitness bareng-bareng, berenang bareng-bareng, meski saya gak bisa berenang. Kayaknya dia sudah frustrasi mengajariku berenang. Hehe.

Bicara soal hobi, bukan cuman senang musik Cina, dia tuh pokoknya senang sekali dengan hal-hal yang berbau Cina. Dia kadang memintaku bercakap-cakap bahasa mandarin, padahal aku tidak bisa sama sekali lah ya.

Dimulai dari semester 5 adalah saat aku mulai mengenal baik siapa dia. Orang Jambi asli. Menyukai musik dan anak-anak. Punya kedua kakak perempuan yang sama-sama dokter. Dia adalah ”sang pembangkang” di keluarganya, karena tidak mau jadi dokter apalagi pebisnis. Passion-nya jelas: Musik.

Aku senang melihatnya mengikuti passion-nya. Kemampuannya bermain guzheng semakin lama semakin baik. Sekarang ditambah dia sedang belajar erhu (sejenis rebab). Portofolionya ada perkembangan. Dia tidak hanya jadi penampil kalau ada undangan acara, tetapi pernah menjadi guru musik guzheng privat dan di sekolah. Yang paling spesial adalah waktu dia jadi pengiring musik di pentas Sie Jin Kwie besutan Teater Koma, salah satu kelompok teater beken di Indonesia. Saya cukup tersanjung karena diberikan undangan gratis menonton oleh Darwin. Hehe. Thanks ya brother.

Setelah sekian lama tampil di dunia nyata, kini Darwin mencoba memamerkan dirinya di dunia maya. 


Nah, para pembaca yang mau seorang pemain alat musik kecapi Cina bisa tampil di acara-acara nikahan atau acara-acara spesial lainnya, bisa segera hubungi saya. Akan saya atur jadwal dengannya.

Mungkin suatu hari nanti dia bisa tampil di TV. Siapa yang tahu? Kalau Charles Darwin yang itu mempelajari evolusi, semoga Charles Darwin yang ini justru yang berevolusi. Berevolusi menjadi lebih hebat lagi.

3 komentar:

  1. sufreennn.... banyak kali u mendeskripsikan teman2 kampus.. hahaha... kereennnn.... lanjutkan menulis..

    BalasHapus
  2. orang bisa lupa.. tp dengan tulisan membantu kita merekam sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu.. gw cuman mau membuat semmacam penghargaan kepada orang2 yang pernah mengisi di hidup gw.. nanti ditunggu bagian episode lanny regina ya. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya butuh nih pemain guzheng bisa mohon infonya ke 087832836364, thanks sebelumnya

      Hapus