Aku kira hanya
menemukan 1 teman gila. Rupanya masih ada 1 lagi. Dia cuman orang biasa, tetapi
dengan nama tidak biasa. Charles Darwin. Mengenal namanya, Anda berpikir dia
orang hebat dalam ilmu pasti. Pasti orang keren. Oh, tidak sama sekali. Tetapi,
untunglah dia hebat dalam ilmu musik, yaitu musik Cina.
Kepiawaiannya
memainkan guzheng (alat musik kecapi
Cina) membawa dia banyak keberuntungan. Salah satunya bisa tampil dalam acara seminar
atau pentas seni kampus, kemudian tampil di acara nikahan atau acara-acara
khusus lainnya. Gara-gara alat musik itu, dia bisa jadi salah satu mahasiswa
yang bisa tampil di depan 2 orang mantan Rektor UNTAR. Gara-gara alat musik
itu, dia bisa dapat, ehm uang. Dan, gara-gara alat musik itu, dia bisa
terkenal. Charles Darwin Indonesia memang tidak paham ilmu evolusi, tapi
setidaknya paham bagaimana memainkan dawai.
Kalau di-flashback, aku sudah kenal Darwin,
panggilannya (dia kurang suka dipanggil Charles), sejak Mabimaru. Waktu itu ya,
dandanannya dengan rambut dicat kuning dan memakai anting. Aku kira dia seorang
preman. Haha. Tetapi, pada saat ngomong, nada bicaranya tidak sangar. Agak
kontras gitu.
Ketika masih
semester-semester awal, aku sudah tahu siapa dia. Charles Darwin dengan pemilik
NIM 07-02. Aku ragu dia kenal aku sebelumnya. Namun, saat facebook mewabah dan kita berdua menjadi teman di sana, aku rasa
dia sudah tahu siapa aku. Aku add
YM-nya. Pembicaraan pertamaku dengannya adalah mengajak dia bergabung dengan
kelompok Metpen Kualitatif. Tetapi, rencananya kandas. Aku tidak tahu bagaimana
jikalau aku sekelompok dengannya di mata kuliah itu. Catatan: Metpen Kualitatif, mata kuliah yang banyak
menguras tenaga dan emosi. Hehehe. Dan, Darwin, ehm agak mudah terpancing
emosinya.
Aku semakin dekat
dengannya sewaktu semester 4, saat aku tergabung dalam panitia Pensi dan
Seminar BEM Fakultas Psikologi tahun 2009, sementara dia menjadi pengisi acara.
Saat melihat dia menggotong guzheng ke
kampus untuk gladi resik acara seminar Terapi Musik, aku berkata, WOW (dalam
hati saja)... ada temanku yang bisa memainkan benda itu. Eh, sebelum diberi
tahu itu alat musik apa, gini-gini
saya sudah tahu guzheng itu apa,
karena sudah pernah melihat alat musik ini waktu SD.
Aku temani dia
selama gladi resik bersama Alexandra juga, teman saya yang lain. Aku rasa
benih-benih pertemanan timbul sejak saat itu. Uhuk-uhuk. Lalu, sampai sekarang
aku tetap berhubungan baik dengannya. Meski, terkadang pertemananku dengannya
beberapa kali diwarnai pertengkaran kecil. Banyak hal yang terkadang aku tidak
punya jalan pikiran serupa dengannya. Misalnya, aku tidak begitu peka dengan
penampilan. Lain hal dengan dirinya. Setidaknya, kita masih punya kesamaan. Kita
berdua ini adalah orang yang suka bicara blak-blakan dan kadang menusuk hati.
Hehehe.
![]() |
Di seminar Terapi Musik (2009) |
Dia adalah teman
saya juga di saat jenuh apalagi galau. Jalan-jalan ke mall baeng-bareng,
fitness bareng-bareng, berenang bareng-bareng, meski saya gak bisa berenang.
Kayaknya dia sudah frustrasi mengajariku berenang. Hehe.
Bicara soal hobi,
bukan cuman senang musik Cina, dia tuh pokoknya senang sekali dengan hal-hal
yang berbau Cina. Dia kadang memintaku bercakap-cakap bahasa mandarin, padahal
aku tidak bisa sama sekali lah ya.
Dimulai dari
semester 5 adalah saat aku mulai mengenal baik siapa dia. Orang Jambi asli.
Menyukai musik dan anak-anak. Punya kedua kakak perempuan yang sama-sama
dokter. Dia adalah ”sang pembangkang” di keluarganya, karena tidak mau jadi
dokter apalagi pebisnis. Passion-nya
jelas: Musik.
Aku senang
melihatnya mengikuti passion-nya. Kemampuannya
bermain guzheng semakin lama semakin
baik. Sekarang ditambah dia sedang belajar erhu
(sejenis rebab). Portofolionya ada perkembangan. Dia tidak hanya jadi penampil
kalau ada undangan acara, tetapi pernah menjadi guru musik guzheng privat dan di sekolah. Yang paling spesial adalah waktu dia
jadi pengiring musik di pentas Sie Jin Kwie besutan Teater Koma, salah satu kelompok
teater beken di Indonesia. Saya cukup tersanjung karena diberikan undangan
gratis menonton oleh Darwin. Hehe. Thanks
ya brother.
Setelah sekian
lama tampil di dunia nyata, kini Darwin mencoba memamerkan dirinya di dunia maya.
Nah, para pembaca yang mau seorang pemain alat musik kecapi Cina bisa tampil di acara-acara nikahan atau acara-acara spesial lainnya, bisa segera hubungi saya. Akan saya atur jadwal dengannya.
Mungkin suatu hari nanti dia bisa tampil di TV. Siapa yang tahu? Kalau Charles Darwin yang itu mempelajari evolusi, semoga Charles Darwin yang ini justru yang berevolusi. Berevolusi menjadi lebih hebat lagi.
Nah, para pembaca yang mau seorang pemain alat musik kecapi Cina bisa tampil di acara-acara nikahan atau acara-acara spesial lainnya, bisa segera hubungi saya. Akan saya atur jadwal dengannya.
Mungkin suatu hari nanti dia bisa tampil di TV. Siapa yang tahu? Kalau Charles Darwin yang itu mempelajari evolusi, semoga Charles Darwin yang ini justru yang berevolusi. Berevolusi menjadi lebih hebat lagi.
sufreennn.... banyak kali u mendeskripsikan teman2 kampus.. hahaha... kereennnn.... lanjutkan menulis..
BalasHapusorang bisa lupa.. tp dengan tulisan membantu kita merekam sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu.. gw cuman mau membuat semmacam penghargaan kepada orang2 yang pernah mengisi di hidup gw.. nanti ditunggu bagian episode lanny regina ya. hehehe
BalasHapusSaya butuh nih pemain guzheng bisa mohon infonya ke 087832836364, thanks sebelumnya
Hapus