Teman wanita saya
yang satu ini banyak peminatnya. Bukan, dia bukan idola dalam arti sesungguhnya.
Dia adalah idola untuk digoda. Haha. Bukan persoalan dia cantik atau tidak,
gaul atau tidak, baik atau tidak, perempuan yang satu ini memang enak diajak ngobrol atau dikerjain. Hehehe. Cowok-cowok
banyak yang ”ngefans” dengan dia.
Anaknya agak
polos, sedikit tomboy, sederhana, dan
perhatian terhadap teman-temannya. Dia senang menulis. Menulis memang hobinya.
Karya-karyanya pernah dimuat di sini, meski tidak update lagi. Dulu dia juga senang hal-hal yang berbau horor dan
pembunuhan. Koleksi novel dan DVD-nya adalah tentang 2 hal itu. Di tahun
terakhirnya dia tobat sejak ikut Adhyatmaka (Unit Kegiatan Rohani Katolik di
UNTAR) dan sejak saat itu dia menjadi senang hal-hal yang berbau religi. Eh,
dia bukan dulu tidak suka religi. Setidaknya sekarang jadi semakin suka saja.
Hehehe.
Oh ya, saya belum
mengenalkan namanya. Riske Adventia. Namanya unik dan bagus. Riske mungkin berasal
dari kata risky yang artinya penuh
risiko. Kata risky mirip kata rizki artinya rezeki atau keuntungan. Mungkin
maksudnya, kalau mau untung, harus ambil risiko. Hehe. Lalu, Adventia dari kata
advent yang artinya kedatangan. Advent adalah masa menyambut Natal.
Ulang tahun Riske memang dekat Natal, jadi wajarlah nama belakangnya Adventia.
Jadi, Riske Adventia artinya kedatangan rezeki. Maksa.com.
Kapan saya
mengenal Riske? Sewaktu semester 3, kuliah Psikologi Perkembangan 2, saya
sekelas dengannya. Jadi, mulai tahu siapa dia. Tetapi, tidak cukup untuk saling
mengenal. Sewaktu di semester 5, itulah perkenalan kami yang sesungguhnya.
Tepatnya, karena saya diajak Felicia untuk sekelas bareng-bareng di mata kuliah
Metpen Kualitatif. Eh, mana tahu bertemu dengannya dan sekelompok dengannya.
Catatan: Riske adalah teman baik Felicia. Sewaktu di semester 5 pula, saya,
Riske, dan Endy akan bergabung di kelompok Bupsi (Buletin Psikologi) UNTAR. Nantinya, kami bertiga bersama Felicia dan Natalia akan menjadi tulang punggung Bupsi yang kelak kan
bersinar di masa-masa yang akan datang.
Gara-gara
mengerjakan Metpen Kualitatif yang mengharuskan menginap di rumahnya di
Tangerang, saya mulai tahu sosoknya. Orangtua, adiknya, lalu bagaimana
karakternya kalau ia mendekam di rumah. Karakter-karakternya itu seperti yang
telah saya sebutkan di awal.
Dia juga menjadi
tempat yang enak kalau diajak ngobrol via YM. Dia sering cerita masalah-masalah
tujuan hidupnya, masalah pekerjaannya, dan tentu saja masalah C-I-N-T-A. Haha.
Baik masalah yang berkaitan dengan orang yang sedang didekatinya atau yang
sedang mendekati dia. Mendengar dia curhat, saya banyak belajar, belajar untuk
terbuka dan jujur dengan apa yang kita rasakan. Belajar juga untuk menjadi
lebih kuat.
Saya sama Riske
sama saja. Sama-sama suka galau, tetapi kami juga sama-sama punya mimpi. Salah
satunya, seperti buka usaha sendiri. Berkali-kali dia ragu mencoba berbisnis,
tetapi saya percaya dan yakin dia bisa. Itulah gunanya teman dekat membuat kita
menjadi tidak lupa untuk bersemangat menjalani hidup.
Jadi, para pembaca yang ingin membeli baju, macaroni, dan/atau membeli produk antibodi, bisa hubungi saya. Nanti akan saya kenalkan dengannya. Atau, mungkin para pembaca yang barangkali mau bekerja sama dalam berbisnis dengan teman saya ini, bisa hubungi saya juga.
Karena sekarang
kami sudah lulus dan punya job
masing-masing, kami jarang kontak lagi. Rumahnya jauh di Tangerang sehingga dia
tidak bisa setiap saat datang ke Jakarta. Tapi, kalau dia datang ke Jakarta,
pasti sering terjadi hal-hal heboh dan menarik. Jadi, saya akan menunggu
kedatangannya ke Jakarta lagi. Mungkin karena namanya Adventia sehingga banyak
yang menunggu-nunggu kedatangannya. Hehe.
Saya masih ingat
salah satu pesan di email-nya. ”Terus menulis, terus berkarya walaupun asa
melayang-layang, kadang tinggi kadang rendah.
Jangan sampai angin menjatuhkan asamu. Biarkan angin justru menyongsong
asamu untuk terbang lebih tinggi”. Tulisan ini salah satu cara saya untuk
berkarya. Semoga ada yang terhibur dengan tulisan ini, terutama yang orang yang
sedang dibicarakan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar